• Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi
Afkaruna.id
Beragama dengan Akhlak
Belajar IslamKolom

Dilema Mualaf: Urgensi Madrasah Mualaf di Indonesia

oleh Achmad Fathurrohman April 24, 2022
ditulis oleh Achmad Fathurrohman April 24, 2022 728 views

Tidak ada data pasti jumlah mualaf di Indonesia. Republika.co.id mengutip data Mualaf Center Indonesia (MCI) dari 2003-2019 ada sekitar 58.000 mualaf di Indonesia. Jika menggunakan data ini, rata-rata 3.625 mualaf setiap tahunnya. Bisa jadi angka di lapangan jauh lebih besar lagi.

Lembaga yang sudah terlibat menaungi mualaf di Indonesia ada beberapa, di antaranya: Kementerian Agama, Baznas, Dompet Dhuafa, dan Mualaf Center Indonesia. Namun, kalau dihitung persentase jumlah mualaf dengan lembaga yang tersedia, selisihnya sangat jauh. Butuh lebih banyak lembaga yang serius menangani mualaf. Peran serta pemerintah melalui Kementerian Agama belum optimal dalam pembinaan mualaf. Dari sedikit lembaga pendampingan mualaf ini pun masih berjalan sendiri-sendiri, belum terintegrasi dalam satu wadah yang memiliki kesamaan sistem, program, metode, dan kurikulum. Bahkan untuk sekadar mengetahui jumlah mualaf di Indonesia saja kesulitan mengetahui jumlah pastinya.

Dari fakta ini, lembaga pendampingan yang serius untuk menjadi rumah bagi para mualaf, masih perlu terus diikhtiarkan oleh siapa saja. Tantangan ini menjadi landasan Yayasan Suciati Saliman Rahardjo untuk mendirikan Madrasah Mualaf Suciati Saliman (MMSS) agar berkhidmat kepada mualaf dalam menyediakan lembaga pendidikan khusus bagi mualaf, lembaga yang profesional, memiliki kurikulum tepat guna, tempat nyaman untuk belajar, dan waktu yang bisa dijangkau oleh mualaf.

Dari pengalaman membina mualaf, beberapa kendala yang dihadapi di lapangan dalam pembinaan adalah menentukan prioritas ilmu yang ingin dipelajari, karena ilmu keislaman yang sangat luas, madrasah harus menentukan fokus apa yang ingin dipelajari di awal. Terkadang ada yang ingin menguatkan akidah dengan fokus ke kajian tauhid atau iman, sebagian lainnya ingin fokus di kajian fikih agar bisa ibadah dengan lebih baik, fokus lainnya yang ingin dipelajari membaca al-Qur’an. Banyaknya bidang keilmuan yang ingin dikaji ini membutuhkan salah satu prioritas tanpa meninggalkan yang lain. Kalau dikejar berbarengan seluruhnya dikhawatirkan kajian terlalu luas, memakan waktu lama khawatir membuat jenuh.

Hidayah Adalah Hadiah

Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena baru masuk Islam. Para mualaf ini adalah orang baik yang mendapatkan hadiah berupa hidayah—petunjuk atau bimbingan dari Allah Swt. Dalam keyakinan umat Islam, Tuhan menghapus segala kejahatan (dosa) yang telah dilakukan mualaf ketika ia masuk Islam.

Orang-orang baik ini harus diwadahi oleh lembaga yang baik. Ketika mereka masuk ke tempat pembelajaran Islam yang keliru bisa menggiring mereka ke dalam pemahaman yang keliru pula. Kalau mereka belajar Islam dari lembaga dan guru yang senang dengan permusuhan, menyalahkan kelompok lain, mengkafirkan orang lain, sudah barang tentu para mualaf akan memiliki ideologi yang sama dengan pengajar dan lembaga yang mendampinginya. Bisa jadi, fenomena para mualaf yang menjelekkan agama terdahulunya karena salah masuk tempat kajian. Sayangnya, masih banyak mualaf memberikan “testimoni” yang menjelekkan agama terdahulu. Hal ini mudah dijumpai di YouTube. Kalau terus dibiarkan bisa berbahaya, karena melukai perasaan umat agama lain. Fenomena mencaci iman orang lain ini menjadi langgeng karena dinormalisasi sebagai sesuatu yang baik dan benar.

Dalam keyakinan Islam, iman adalah hak prerogatif Tuhan, manusia tidak bisa memberi iman walau kepada orang yang sangat dicintainya, bahkan Nabi sekalipun. Manusia hanya bisa mendoakan dan mengusahakan, hasil akhirnya ada pada Tuhan. Ketika menjelekkan iman orang lain dengan harapan agar mereka tertarik kepada Islam merupakan tindakan keliru. Seperti seorang pedagang yang berharap agar tokonya laku dengan menjelekkan dan mengencingi toko sebelah. Namun, lupa memperbaiki tokonya sendiri, tidak memberikan pelayanan prima, produk tidak berkualitas, dan harga tidak kompetitif. Lama-lama tokonya akan ditinggalkan. Lebih baik fokus memperbaiki toko sendiri, berikan pelayanan, nilai, dan kualitas terbaik kepada pelanggan, dengan sendirinya mereka akan loyal.

Empati Begitu Berarti

Oleh karena itu, menyediakan lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu agama yang komprehensif dengan waktu dan cara yang efisien menjadi kebutuhan yang niscaya. Institusi profesional yang diisi oleh pengajar yang memiliki kompetensi keilmuan menjadi kebutuhan yang harus segera disiapkan, agar para mualaf bisa mengakses Islam dari para pakar. Agar wajah Islam yang diajarkan adalah wajah Islam yang inklusif. Ramah kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan, menghormati perbedaan, menjaga hak dan kewajiban orang lain, dan menjaga kualitas diri dengan ibadah terbaik kepada Allah Swt. mualaf dididik agar fokus ke dalam dirinya, tidak sibuk menyalahkan urusan orang lain.

Ini menjadi tanggung jawab siapa saja yang mampu secara finansial dan intelektual menyediakan tempat belajar terbaik. Karena berbahaya sekali kalau mualaf dibiarkan belajar kepada guru yang tidak memiliki kualifikasi keilmuan. Ketika madrasah mualaf diisi oleh para ulama yang memiliki kedalam ilmu dan keluasan pengalaman dalam khidmah pelayanan umat, mereka akan mendapatkan ilmu terbaik dari guru terbaik. Mereka juga akan mengunduh hikmah kebijaksanaan yang dimiliki para guru mulia. Bisa dibayangkan bagaimana dampak besar yang didapatkan para mualaf ketika belajar ilmu di tempat terbaik dan dari guru terbaik, mereka kelak bisa menjadi duta besar Islam yang ramah dan mencintai sesama. Segala yang keluar dari lisannya adalah ilmu dan hikmah.

Pengalaman mendapat hidayah para mualaf sangat beragam dan unik, tidak ada formula pasti bagaimana proses mereka mendapat hidayah. Dari cerita para mualaf, saya banyak mendengarkan kisah mengharu biru, ada yang karena mendengarkan azan, bertemu seseorang dalam mimpi, perjumpaan yang berkesan dengan seorang Muslim, pernikahan, dan banyak lagi pengalaman spiritual yang bisa jadi setiap mualaf berbeda.

Namun, setelah mendapatkan hidayah dan mereka memutuskan bersyahadat menjadi seorang Muslim, perjalanannya tidak berhenti di situ. Ada banyak tantangan yang dihadapi mereka. Pertama akses pendidikan keagamaan. Sebagai orang yang tidak terlahir dalam agama Islam, perlu waktu dan keinginan yang kuat agar bisa belajar agama Islam secara komprehensif. Kedua terkadang akses ekonomi mengalami guncangan, tidak semua mengalami ini, tetapi banyak dari mereka yang setelah memutuskan masuk Islam harus kehilangan sumber pendapatan utama. Ketiga hubungan dengan keluarga terganggu. Banyak dijumpai mualaf mengalami hubungan yang buruk dengan keluarganya, dibenci, dan dimusuhi karena dianggap mengotori nama baik keluarga dan lain-lain. Dan banyak lagi rintangan yang dihadapi. Bagi sebagian mereka yang beruntung tantangan ini mungkin tidak terlalu mengguncang jiwanya.

Syariat Islam mengetahui bahwa perjalanan mualaf tidak selalu mudah, makanya umat Islam dianjurkan untuk peduli kepada mereka. Dalam Islam salah satu golongan yang berhak menerima zakat adalah kelompok mualaf. Kepedulian, simpati, dan empati umat Islam sangat berharga bagi perjalanan mereka menuju kematangan spiritual.

Achmad FathurrohmanMadrasah Mualaf Masjid Suciati SalimanMualafUrgensi Madrasah Mualaf di Indonesia
0 komentar
2
FacebookTwitterWhatsappEmail
Achmad Fathurrohman

Pemimpin Redaksi Afkaruna.id

sebelumnya
Menjadi Feminis Muslim
sesudahnya
Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita Rasa Nusantara

You may also like

Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik

Februari 24, 2023

Imam Ali, Masjid, dan Fragmen Sejarah yang Belum...

Februari 17, 2023

Pengetahuan dan Ibadah, Mana yang Lebih Penting?

Juni 18, 2020

Memupuk Kehambaan, Meraih Kebahagiaan

Mei 15, 2020

Iman dan Ilmu, Kunci Menghadapi Corona

April 24, 2020

Corona dan Memudarnya Kesadaran Kemanusiaan Kita

April 11, 2020

Ruh: Kekal atau Fana?

Desember 30, 2019

Doa Rasulullah Agar Bebas dari Utang dan Kesulitan...

November 25, 2019

Menyingkap Makna Arasy dalam Tafsir Mulla Sadra

November 23, 2019

Dari Nushrat al-Amin sampai Bint Syathi’: Inilah Para...

Oktober 16, 2019

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Tulisan Terbaru

  • Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik
  • Imam Ali, Masjid, dan Fragmen Sejarah yang Belum Diketahui
  • Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita Rasa Nusantara
  • Dilema Mualaf: Urgensi Madrasah Mualaf di Indonesia
  • Menjadi Feminis Muslim

Tulisan Populer

  • 1

    Al-Fiqh Al-Akbar: Kitab Akidah Karya Imam Abu Hanifah

    April 29, 2020
  • 2

    Perjalanan Menuntut Ilmu Imam Asy-Syadzili: Diusir Guru Tiga Kali Hingga Lahirnya Thariqah Syadziliyah

    September 15, 2019
  • 3

    Faishal al-Tafriqah: Karya Imam al-Ghazali yang Mendedahkan Takfirisme

    Oktober 30, 2019
  • 4

    Imam an-Nasafi, Ulama Besar yang Tak Banyak Dikenal

    Agustus 14, 2019
  • 5

    Sayidina Ali dan Cara(nya) Membela Tuhan

    Juni 28, 2019

Kategori

  • Belajar Islam
  • Buku & Kitab
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
  • Kolom
  • Penerbitan
  • Tokoh Islam

Afkaruna.id didirikan untuk menyediakan bacaan berkualitas yang diulas secara mendalam. Kami fokus mengulas konten akhlak dan kisah Islam, karena wilayah ini merupakan titik temu berbagai pemikiran. Dan kami selalu percaya, akhlak ada di atas ilmu dan melampaui sekat-sekat golongan, mazhab, dan kelas sosial.

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Email
Footer Logo

Villa Pasirwangi Blok C33, Bandung
@2019 Copyright Afkaruna.id. All Right Reserved. Redaksi.


Back To Top
Afkaruna.id
  • Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi