Seorang ayah dan putranya bertamu kepada Sayyidina Ali. Sayyidina Ali menerima mereka dengan hangat dan nyaman. Mereka dipersilakan duduk di sebuah ruangan, berbincang dengan Sayyidina Ali.
Saat makanan disajikan, Qambar (hamba Sayyidina Ali) membawa baskom dan kendi berisi air untuk mencuci tangan. Sayyidina Ali mengambil kendi itu dan meminta Sang Ayah mengulurkan tangan agar dia dapat menuangkan air.
“Bagaimana mungkin seorang pemimpin melayani saya, seharusnya saya yang melayani Anda,” kata tamu itu.
“Saya ini saudaramu seiman yang ingin sekali melayani saudaranya dan mendapatkan keridhaan Allah. Mengapa Anda mencegahnya?” tanya Sayyidina Ali.
Tamu itu masih ragu-ragu.
Akhirnya Sayyidina Ali berujar, “Sebagai pemimpinmu, saya meminta agar Anda mengizinkanku untuk melayanimu. Sungguh ini sebuah kehormatan bagi saya.”
Sang tamu pun mengangguk setuju. Ali melanjutkan: “Biarkan tanganmu dicuci sampai bersih. Janganlah berpikir bahwa saya harus dibebaskan dari tugas ini.”
Ketika tiba giliran putranya, Ali menginstruksikan putranya, Muhammad Hanafiyyah, untuk memegang kendi dan mencuci tangan para tamu.
Sayyidina Ali berkata kepada putra sang tamu, “Saya mencuci tangan ayahmu, sementara anakku mencuci tanganmu. Jika ayahmu bukan tamuku hari ini, saya sendiri yang akan mencuci tanganmu.”
Sang ayah dan putranya pun merasa tersanjung diperlakukan dengan sangat baik sebagai tamu di rumah Sayyidina Ali. []
Sumber: Pearls of Wisdom, A String of Incidents in the History of Islam
Editor: Irawan Fuadi
Selama Ramadhan, Afkaruna.id akan menerbitkan serial Hikmatus Salaf ditulis oleh Wa Ode Zainab Zilullah yang tayang tiap hari Senin & Jumat.