Sikap Rasul kepada Badui yang Menentangnya

oleh Wa Ode Zainab Zilullah
2.2K views

Dikisahkan pada masa Rasulullah, ada orang Badui Arab yang memasuki kota Madinah. Dia langsung menuju ke arah Masjid dengan harapan dapat memperoleh uang atau emas dari Nabi Muhammad Saw. Setibanya di Masjid, dia melihat Rasulullah sedang duduk di antara sahabat-sahabatnya. Saat itu pula, dia menyampaikan keperluannya kepada Nabi saw. Akhirnya beliau memberikan sesuatu kepada orang Badui tersebut.

Namun, dia tidak puas dengan pemberian Rasulullah. Terlebih lagi, Badui nomaden itu menggunakan bahasa yang keras dan tidak pantas untuk menentang Nabi Saw. Para sahabat pun menjadi sangat marah karena ulahnya. Mereka sudah bersiap untuk membalas perlakuan orang Badui itu. Tetapi, Sang Kekasih Allah mencegah para sahabat untuk menyakitinya.

Akhirnya, dengan kelembutan akhlaknya Rasulullah membawa Badui itu ke rumahnya untuk memberi apa yang dia inginkan. Namun, orang Badui itu begitu terkejut melihat kediaman Nabi SAW yang sangat sederhana. Sebelum tiba di Madinah, dia membayangkan rumah Rasulullah seperti para kepala pemerintahan lainnya yang megah dan berbalut kemewahan.

Orang Badui itu menjadi puas dengan bagian yang diberikan, dan berterima kasih kepada Rasulullah dengan perasaan malu. Nabi Saw. pun bertanya kepadanya, “Mengapa engkau mengucapkan kata kasar tadi, yang menyebabkan kemarahan sahabat-sahabatku? Sungguh aku khawatir mereka akan menyakitimu. Apakah engkau bersedia menunjukkan penghargaanmu di depan para sahabat, sehingga kemarahan mereka teratasi?”

 “Tentu. Ya Rasulullah,” jawab orang Badui tersebut.

Keesokan harinya, orang Badui tersebut kembali datang ke Masjid. Nabi Saw. berbicara kepada para sahabatnya: “Pria ini berkata, dia puas dengan bagiannya yang telah aku berikan, apakah itu benar?”

Orang Badui berkata, “Itu benar.”

Kemudian dia mengulang kembali ucapan terima kasih kepada Rasulullah sebagi bentuk penghargaan di hadapan para sahabat. Akhirnya para sahabat pun tersenyum lega.

Rasulullah pun berbicara kepada para sahabatnya:

“Perumpamaan saya dengan orang-orang seperti orang Badui tadi seperti seorang pemilik unta yang terlepas dan melarikan diri darinya. Orang-orang yang melihat peristiwa itu beranggapan mereka bisa membantu pemiliknya, sehingga berbondong-bondong berlari mengejar unta. Akhirnya, unta pun ketakutan dan berlari cepat. Pemilik berseru kepada  orang-orang tersebut, ‘Tolong, tinggalkan unta saya sendiri, saya lebih tahu bagaimana menenangkannya!” Ketika orang-orang berhenti mengejar unta, pemiliknya mengikuti unta tersebut dengan tenang dengan seikat rumput. Kemudian, tanpa perlu berlari atau berteriak, dia langsung memberikan rumput kepada unta tersebut. Sehingga, unta pun kembali jinak di hadapan pemiliknya.” []

Editor: Irawan Fuadi

Sumber: Anecdotes of Pious Men

Wa Ode Zainab Zilullah

Wa Ode Zainab Zilullah

Pegiat GUSDURian Tehran/Kandidat PhD di Al-Mustafa International University

You may also like

Leave a Comment