Alkisah pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib, seorang pria jangkung berbadan besar berjalan di Pasar Kufah. Wajahnya yang teduh terbakar panasnya terik matahari. Di salah satu sudut matanya terdapat bekas luka yang kentara.
Tiba-tiba seorang penjaga toko melemparkan sampah ke arah pria itu, seraya mengolok-ngolok fisiknya. Pria tegap itu pun menjadi bahan tontonan para pengunjung pasar.
Lelaki itu melanjutkan langkahnya dengan sikap meyakinkan, tanpa mengangkat alis mata atau melihat ke arah penjaga toko.
Ketika dia pergi, seorang teman penjaga toko bertanya, “Apakah kau tahu siapa pria yang kau hina tadi?”
“Tidak, aku tidak mengenalinya. Dia hanya salah satu pengunjung pasa pada umumnya, seperti ribuan orang lainnya yang melewati jalan ini setiap hari. Memangnya siapa pria tadi?”
“Aneh! Apakah kamu benar-benar tidak mengenalinya? Dia adalah Malik Ashtar, Panglima Tertinggi Khalifah Ali.”
“Sungguh, dia Malik Ashtar? Malik yang keberaniannya mengubah hati singa menjadi air, yang jika disebut namanya, maka musuh akan gemetar ketakutan?”
“Ya, dia adalah Malik Ashtar, Sang Panglima”
“Celakalah aku! Apa yang harus aku lakukan? Sekarang dia pasti akan menghukumku dengan keras. Aku harus segera menghadapnya untuk meminta maaf dan berdoa agar dia memaafkan kelakuan burukku.”
Penjual toko itu pun berlari mengejar Malik. Dia melihat Malik berjalan menuju masjid, masuk dan berdoa dengan khusyuk. Dia menunggu Malik menyelesaikan doanya.
Dengan penuh ketakutan, dia memperkenalkan dirinya dan berkata kepada Malik, “Saya adalah orang yang telah melakukan lelucon konyol dan berperilaku tidak hormat kepada Anda”
Malik berkata, “Demi Allah, saya tidak datang ke masjid ini melainkan karena Anda. Saya tahu bahwa Anda melakukan hal tadi karena kebodohan dan Anda kerap membuat masalah kepada orang-orang tanpa alasan. Saya merasa kasihan pada Anda dan datang ke masjid ini untuk berdoa kepada Allah agar menuntun Anda ke jalan yang benar dan melembutkan hati Anda.” Penjual toko itu tertegun dan tertunduk malu, “Sungguh saya telah berburuk sangka kepada Anda, begitu baiknya hati Anda mendoakan saya. Maafkan saya atas perilaku yang tidak hormat kepada Anda. Saya berjanji dengan sungguh-sungguh tidak menghina siapa pun.”[]
Editor: Irawan Fuadi
Selama Ramadhan, Afkaruna.id akan menerbitkan serial Hikmatus Salaf ditulis oleh Wa Ode Zainab Zilullah yang tayang tiap hari Senin & Jumat.