Umat Islam di masa Rasulullah dibesarkan untuk membaca, menulis, belajar, dan mengajarkan al-Qur’an sebagai wujud ibadah. Mereka pun menjadi begitu akrab dengan al-Qur’an, sehingga mereka menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dalam percakapan sehari-hari.
Sejarah mencatat bahwa Janab e Fidah, pembantu rumah tangga Fatima Az-Zahra, putri Nabi Saw. memiliki kebiasaan unik, yaitu selalu mengutip ayat-ayat al-Qur’an dalam percakapan sehari-hari
Abul Qasim Qashiri mengutip dialog antara Fidah dan Abdullah bin Mubarak.
Aku (Abdullah bin Mubarak) melihat seorang perempuan melewati padang pasir yang tak jauh dari caravan. Aku bertanya, “Siapa dan dari mana kamu berasal?”
Dia menjawab,
لِكُلِّ نَبَاٍ مُّسْتَقَرٌّ وَّسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
“Setiap berita (yang dibawa oleh rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. Al-An’am: 67)
Aku berpikir bahwa dia ingin aku menyambutnya dan mengucapkan ‘assalamu’alaikum’ sebelum bertanya. Aku pun melakukan apa yang dia inginkan, kemudian menanyakan mengapa dia ada di gurun ini.
Dia menjawab,
وَمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّضِلٍّ ۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِعَزِيْزٍ ذِى انْتِقَامٍ
“Dan barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Mahaperkasa dan mempunyai (kekuasaan untuk) menghukum?” (QS Az-Zumar: 37)
Aku tahu dia gelisah. “Kamu manusia atau jin?”
Dia menjawab,
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al-A’raf: 31)
Aku yakin bahwa dia adalah manusia. Kemudian aku melanjutkan bertanya, “Dari mana Anda berasal?”
Dia berkata,
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ ࣖ
“Dan sekiranya Al-Qur’an Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah patut (Al-Qur’an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, “Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur’an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS Fushshilat: 44)
Dari pernyataannya, aku tahu dia datang dari tempat yang jauh. Aku pun kemudian menanyakan tujuannya.
Dia segera menjawab,
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS Ali ‘Imran: 97)
Akku menyadari bahwa dia akan berhaji ke Kakbah. Kemudian aku bertanya, berapa hari dia bepergian?
Dia mengatakan,
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمْرِهٖٓ ۙاَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
“Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS Al-A’raf: 54)
Aku menyimpulkan perjalanannya selama enam hari. Aku kemudian menyarankannya untuk memiliki makanan dan air.
Dia dengan sopan menjawab,
وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوْا خٰلِدِيْنَ
“Dan Kami tidak menjadikan mereka (rasul-rasul) suatu tubuh yang tidak memakan makanan dan mereka tidak (pula) hidup kekal.” (QS Al-Anbiya’: 8)
Aku menyarankan dia untuk bergegas menuju karavan.
Dia mengingatkanku,
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (QS Al-Baqarah: 286)
Aku mengatakan kepadanya, jika tidak sanggup melakukannya, kupersilakan dia naik unta di belakangku.
Dia membaca ayat Al-Qur’an lainnya,
لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ
“Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.” (QS: Al-Anbiya’: 22)
Aku turun dan memintanya untuk naik unta.
Dia duduk di kursi dan berkata,
لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ
“Agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, “Maha-suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.” (QS Az-Zukhruf: 13)
Sesampainya kami sampai di karavan, aku bertanya kepadanya, “Apakah Anda kenal salah satu di antara mereka?”
Dia menjawab,
يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ
“Wahai Daud, Kami telah mengangkat engkau menjadi wakil di bumi” (QS Shad: 26)
وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ
“Dan Muhammad tidak lain adalah seorang Rasul“ (QS Ali ‘Imran: 144)
يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗ
“Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” (QS Maryam: 12)
يٰمُوْسٰٓى اِنَّهٗٓ اَنَا اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۙ
“Wahai Musa (Musa)! Sesungguhnya itu adalah, Akulah Allah Yang Mahakuasa.” (QS An-Naml: 9)
Aku mengerti bahwa Daud, Muhammad, Yahya dan Musa adalah nama-nama anaknya. Ketika anak-anak itu muncul, aku bertanya, siapa mereka?
Seperti biasa dia menjawab,
اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ
“Kekayaan dan Anak-anak adalah perhiasan Dunia ini” (QS Al-Kahf: 46)
Aku mengenali mereka sebagai anaknya. Perempuan itu memandangi kedua anaknya dengan perasaan puas seraya berkata:
قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ
“Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.” (QS Al-Qashash: 26)
Dari ayat Al-Quran ini, dia memberi tahu siapa dirinya. Kemudian dia memperkenalkan anaknya kepadaku.
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”(QS Al-Baqarah: 261)
Anak-anaknya memahami isyarat ibu mereka, sehingga mereka membayarku dua kali lipat dari yang seharusnya.
Untuk memuaskan rasa penasaran, aku bertanya kepada anak-anaknya, siapakah perempuan terhormat ini yang tidak berbicara apa pun selain Al-Qur’an?
Mereka menjawab bahwa dia adalah ibu mereka, pelayan Fatima Az-Zahra dan keturunannya.
Dia dibesarkan di bawah naungan pengetahuan tertinggi dan kesalehan putri Nabi Saw.
Selama 20 tahun ia tidak berbicara apa pun kecuali Al-Qur’an dalam percakapan sehari-harinya.
Semoga Allah memberkati jiwanya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin []
Editor: Irawan Fuadi
Selama Ramadhan, Afkaruna.id akan menerbitkan serial Hikmatus Salaf ditulis oleh Wa Ode Zainab Zilullah yang tayang tiap hari Senin & Jumat.