• Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi
Afkaruna.id
Beragama dengan Akhlak
Buku & Kitab

Kimiya-yi Sa’adat (3): Hati, Raja bagi Seluruh Tubuh

oleh Muhammad Ma'mun Mei 1, 2020
ditulis oleh Muhammad Ma'mun Mei 1, 2020 1.762 views

Tubuh adalah kerajaan hati, dan di kerajaan ini, hati memiliki beragam tentara:

وَمَا يَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ

“Tak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri.” (QS. Al-Muddatsir [74]: 31).

Hati diciptakan untuk kepentingan akhirat. Pekerjaannya adalah mencari kebahagiaan; dan kebahagiaannya adalah dengan mengenal Allah. Ia memperoleh pengetahuan tentang Allah melalui pengetahuan tentang ciptaan-Nya, yakni seluruh alam. Ia belajar tentang keajaiban alam melalui bantuan indera, dan indera tersebut dibangun di atas tubuh.

Jadi, pengetahuan adalah buruan hati dan indera adalah jalanya. Tubuh fisik adalah kendaraan dan pemegang jalannya. Karena alasan inilah, manusia membutuhkan tubuh. Tubuh adalah kendaraan yang dibuat dari air, tanah, api, dan udara. Karena itulah ia lemah dan mudah hancur dari dalam karena lapar dan haus, dan dari luar karena api, air, dan disergap oleh musuh atau binatang buas.

Akibatnya, karena lapar dan haus, ia butuh makan dan minum. Untuk tujuan ini, ia membutuhkan dua tentara: satu eksternal, seperti tangan, kaki, mulut, gigi, dan perut; dan yang lain internal, seperti nafsu dan amarah. Namun, karena tidak mungkin orang mencari santapan yang tidak dapat ia persepsikan, atau membela diri dari musuh-musuh yang tak dapat ia rasakan kehadirannya, ia membutuhkan organ persepsi. Beberapa di antaranya bersifat eksternal, yang mencakup panca indera: hidung, mata, telinga, lidah, dan tangan. Namun, beberapa di antaranya bersifat internal, dan mereka pun ada lima. Mereka ada di otak: organ imajinasi, refleksi, memori, kogitasi, dan estimasi. Masing-masing organ ini memiliki tugas khusus. Bila salah satu di antara organ-organ ini cacat, fungsi manusia juga akan cacat, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawinya.

Semua tentara tersebut, baik yang eksternal maupun internal, berada dalam kendali hati (dil) yang menjadi komandan dan raja bagi semua. Ketika ia memberikan perintah, mulut akan berbicara, begitu pula ketika ia memerintahkan tangan untuk memegang, kaki untuk berjalan, dan mata untuk melihat. Ketika ia memerintahkan organ refleksi untuk berpikir, ia akan segera berpikir. Mereka semua dibuat patuh total kepada perintahnya, sehingga tubuh dapat dijaga dan ia dapat memuaskan segala keinginannya dan meraih segala cita-citanya. Ia dapat menuntaskan pencarian akhirat dan menuai benih kebahagiaannya. Kepatuhan para tentara tersebut kepada hati menyerupai kepatuhan para malaikat kepada Tuhan. Mereka sama sekali tidak dapat melawan perintah; alih-alih, mereka patuh secara alamiah dan sukarela.

Tentara-tentara Hati

Untuk mengenal tentara-tentara hati secara detail, dibutuhkan pembahasan panjang lebar. Namun, intinya bisa diketahui olehmu melalui tamsil. Begini: tamsil tubuh adalah negeri, sementara anggota badan dan organnya adalah para pekerja. Nafsu badaniah (syahwat) adalah penarik pajak, amarah adalah polisi, dan hati (dil) adalah rajanya. Akal adalah perdana menteri sang raja. Raja membutuhkan mereka semua agar bisa memerintah kerajaannya dengan baik.

Nafsu badaniah—penarik pajak—adalah pembohong, penipu lihai, dan jahat. Ia menentang apa pun yang dikatakan oleh perdana menteri akal. Ia selalu bernafsu untuk merampas kekayaan apa pun yang ada di kerajaan dengan dalih menarik pajak. Dan polisi amarah adalah bengis dan temperamental. Ia suka membunuh, menjarah, dan melakukan perusakan.

Karena alasan ini, bila raja negeri selalu bermusyawarah dengan perdana menteri akal, mengabaikan penarik pajak yang pembohong, serakah dan menutup telinganya dari apa pun yang ia katakan demi melawan sang perdana menteri; dan bila ia mengerahkan polisi sembari menjaganya dalam kendali ketat dan mencegahnya dari tindakan berlebihan kepada penarik pajak agar ia tidak bisa menimbulkan kekacauan; maka kerajaan akan aman.

Di saat yang sama, bila Raja Hati bertindak atas nasihat menteri akal dan menempatkan nafsu dan amarah dalam kendali ketat dan dibikin tunduk kepada akal, maka ia tidak akan dikuasai oleh keduanya; perjalanan menuju kebahagiaan dan menuju Hadirat Ilahi tidak akan terputus darinya. Namun, bila akal menjadi tawanan nafsu dan amarah, maka kerajaan akan suram dan raja akan menderita dan celaka.

Penyunting: Achmad Fathurrohman


Selama Ramadhan, Afkaruna.id akan menerbitkan serial Kimiya-yi Sa’adat karya Imam Al-Ghazali, diterjemahkan oleh Muhammad Ma’mun yang tayang tiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

AkhlakImam Al-GhazaliKimiya As-SaadahKimiya-yi SaadatTasawuf
0 komentar
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
Muhammad Ma'mun

Pengajar di Pondok Pesantren Al-Falah Jember

sebelumnya
Sikap Rasul kepada Badui yang Menentangnya
sesudahnya
Tadarus Pemikiran Iqbal (1): Rekonstruksi Pemikiran Religius dalam Islam

You may also like

Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik

Februari 24, 2023

Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita...

Juli 17, 2022

Menjadi Feminis Muslim

April 1, 2022

Seperti Memakai Kacamata yang Salah, Membaca Perempuan dalam...

Februari 28, 2022

Perempuan, Fitnah dan Persimpangan Tafsir Agama

Januari 1, 2022

Upaya Membumikan Syair Rumi

Oktober 7, 2021

Mengkaji Ulang Anggapan “Perempuan Sumber Fitnah”

Oktober 1, 2021

Perempuan Bukan Sumber Fitnah, Pentingnya Pahami ‘Mubadalah’

September 17, 2021

Buku Perempuan “Bukan” Sumber Fitnah Diluncurkan

September 2, 2021

Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!: Mengaji Ulang Hadis dengan...

Agustus 1, 2021

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Tulisan Terbaru

  • Angka: Tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja
  • Berebut Wacana Childfree, Childless, dan Childcare
  • Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik
  • Imam Ali, Masjid, dan Fragmen Sejarah yang Belum Diketahui
  • Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita Rasa Nusantara

Tulisan Populer

  • 1

    Al-Fiqh Al-Akbar: Kitab Akidah Karya Imam Abu Hanifah

    April 29, 2020
  • 2

    Perjalanan Menuntut Ilmu Imam Asy-Syadzili: Diusir Guru Tiga Kali Hingga Lahirnya Thariqah Syadziliyah

    September 15, 2019
  • 3

    Faishal al-Tafriqah: Karya Imam al-Ghazali yang Mendedahkan Takfirisme

    Oktober 30, 2019
  • 4

    Imam an-Nasafi, Ulama Besar yang Tak Banyak Dikenal

    Agustus 14, 2019
  • 5

    Sayidina Ali dan Cara(nya) Membela Tuhan

    Juni 28, 2019

Kategori

  • Belajar Islam
  • Buku & Kitab
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
  • Kolom
  • Penerbitan
  • Tokoh Islam
  • Uncategorized

Afkaruna.id didirikan untuk menyediakan bacaan berkualitas yang diulas secara mendalam. Kami fokus mengulas konten akhlak dan kisah Islam, karena wilayah ini merupakan titik temu berbagai pemikiran. Dan kami selalu percaya, akhlak ada di atas ilmu dan melampaui sekat-sekat golongan, mazhab, dan kelas sosial.

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Email
Footer Logo

Villa Pasirwangi Blok C33, Bandung
@2019 Copyright Afkaruna.id. All Right Reserved. Redaksi.


Back To Top
Afkaruna.id
  • Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi