Menjadi Muslimah yang Kritis-Kontemplatif

oleh Wike Atol Jannah
37 views
Menjadi Muslimah yang Kritis-Kontemplatif

Identitas Buku
Judul Buku : Tutup Auratmu, Buka Pikiranmu
Penulis : Badriyah Fayumi
Penerbit : Afkaruna.id
Tahun Terbit : 2024
Tebal Halaman : xiii + 113 halaman
Genre : Pemikiran Islam

Aurat memang seharusnya ditutup, tetapi pikiran dan cara pandang seharusnya terbuka. Salah satu kalimat yang menjadi pisau tajam dari goals yang hendak dituju dalam buku karya Badriyah Fayumi ini. Lebih tepatnya, gambaran menjadi muslimah yang memiliki pola pikir kritis-kontemplatif. Tidak fomo dengan isu-isu viral yang mudah tersebar di lingkungan. Tidak pula terkesan kudet terhadap realita teknologi yang semakin canggih. Hal ini berarti, idealnya seorang muslimah ialah yang mampu menjaga marwah dirinya di tengah aktivitasnya untuk tetap ber-amar ma’ruf nahi mungkar.

Memperbincangkan soal aurat dan bagaimana seharusnya muslimah menanggapi hal tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menafsirkan kembali persoalan menutup aurat, makna jilbab, hijab, atau kerudung yang banyak menuai perbedaan pendapat di kalangan ulama. Namun, hal penting yang perlu ditekankan saat ini ialah bagaimana para muslimah menyikapi isu yang sedang nge-trend melalui kacamata masyarakat, sebagai suatu hal yang belum tentu absolut. Misalnya, perempuan berbusana syar’i dianggap yang paling baik dan benar. Padahal, realitanya, hal yang demikian perlu dikaji ulang.

Mengulas hasil pena Badriyah Fayumi, kita akan disadarkan bahwa sangat bijaksana kiranya jika muslimah menggunakan busana yang berdasarkan ilmu yang luas, tidak sempit, serta tidak menjadikan model busana masyarakat Arab sebagai busana yang wajib digunakan di Indonesia. Serta yang paling utama ialah bagaimana para muslimah tidak menjadikan busana yang dipakai sebagai alasan untuk menutup cara pandang keagamaan, menutup diri untuk tetap berkontribusi mengisi produktivitas, mengasah kreativitas, dan bersosial dengan baik. Sebagaimana tersurat dalam buku ini:

Ibarat burung yang hanya bisa terbang sempurna jika dua sayapnya mengepak, peradaban manusia pun demikian.

Kalimat tersebut tentu menjadi legitimasi awal bahwa perempuan dan laki-laki adalah makhluk Tuhan yang diciptakan untuk berjalan bersama-sama, bermitra dalam kerja sama, dan saling mengasihi untuk kehidupan yang sempurna. Sehingga, apa pun yang terjadi pada dewasa ini, tidak ada hal yang dapat membatasi ruang gerak perempuan untuk bertindak mengukir peradaban, utamanya pembatasan perempuan karena tubuh atau aurat.

Rupanya, melalui judul yang tersemat yakni “Tutup Auratmu, Buka Pikiranmu”, penulis berharap pembaca juga sadar dan terbuka pola pikirnya terkait isu menarik lainnya yang sangat krusial dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang telah disebutkan dalam buku ini, perempuan sejak dulu hingga kini telah mengukir banyak prestasi dan peradaban. Baik yang tertulis dalam catatan sejarah maupun tidak. Baik yang memilih untuk berkiprah dalam ranah publik ataupun tidak. Sebab, setiap langkah ataupun keputusan yang diambil perempuan dengan rasionalisasi kebermanfaatan terhadap agama, bangsa, dan negara adalah jalan pilihan yang pantas diapresiasi. Ada banyak perempuan yang memilih tidak terjun dalam publik, namun tetap bisa berkontribusi. Menjadi ibu yang baik dalam mendirikan sekolah rumah misalnya, atau pilihan menjadi single parent yang harus dilalui dengan mental sabar dan syukur.

Membaca karya Badriyah Fayumi, seorang Ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), juga membawa saya dan teman-teman pembaca lainnya seakan bertemu langsung dengan beberapa tokoh perempuan pengukir peradaban Islam. Empat tokoh yang sering kali disebut dalam buku ini, yang menurut saya cukup tipis dan mudah dibaca hingga selesai, ialah: Hajar, Maryam, Khadijah, dan Asiyah. Empat nama perempuan yang abadi dalam sejarah melalui keistimewaannya masing-masing.

Uniknya juga, dalam pengantar buku ini, penulis dengan runtut memaparkan jejak kiprah perempuan-perempuan hebat. Mulai dari peradaban perempuan Islam di Arab, pada masa Rasulullah SAW, Sahabat, Khilafah, hingga di Nusantara. Sehingga sangat membantu pembaca dalam membuka pemikiran tentang keterlibatan perempuan sepanjang masa.

Saya kira, buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa pun yang ingin menikmati tulisan sederhana namun penuh substansi di setiap topiknya. Selamat membaca.

Wike Atol Jannah

Wike Atol Jannah

You may also like

Leave a Comment