• Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi
Afkaruna.id
Beragama dengan Akhlak
Buku & KitabPenerbitan

Mengkaji Ulang Anggapan “Perempuan Sumber Fitnah”

oleh Rara Zarary Oktober 1, 2021
ditulis oleh Rara Zarary Oktober 1, 2021 409 views

Keberadaan perempuan di tengah-tengah masyarakat patriarki masih mengalami bermacam ketidakadilan termasuk pelecehan dan penistaan. Hal ini terjadi disebabkan konstruk sosial, adat istiadat, mitos, budaya, bahkan hal-hal yang diatasnamakan agama termasuk di dalamnya dalil al-Qur’an dan Hadist tentang perempuan.

Perempuan yang dianggap sumber fitnah sejauh ini, disadari atau tidak telah membuat posisi perempuan serba salah. Saat aturan-aturan dalam masyarakat di lingkungan sosial tidak memihak pada perempuan, maka apa yang dilakukan perempuan selamanya akan dinilai tidak pantas, salah, bahkan bisa-bisa dianggap menodai agama.

Salah satunya adalah saat perempuan memilih bekerja di luar rumah (berkarir), yang pertama akan disorot adalah penampilannya, bentuk tubuhnya, atau gaya ia berjalan hingga bergaul, bukan kemampuan atau nilai intelektualnya.

Perempuan dianggap tidak menjaga kehormatannya apabila ada laki-laki yang tertarik hingga menggodanya di jalan, perempuan dianggap tidak pantas bila berjamaah ke masjid, perempuan tidak pantas menjadi pendakwah, dengan alasan menebar aurat baik melalui suara atau penampilannya. Lagi-lagi perempuan dianggap sumber fitnah, tak pernah dinilai dari segi spiritualnya.

Dalam kenyataannya juga, apabila ada perempuan yang pintar dan sukses di suatu bidang, itu pun akan menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Alih-alih dipuji, dianggap baik pun itu sudah luar biasa. Kesuksesan perempuan tak bernilai seperti pencapaian laki-laki, bahkan gagasan perempuan tidak begitu bernilai dibanding gagasan laki-laki, hanya dengan alasan bahwa kualitas akal perempuan itu tak sebanding tinggi dengan laki-laki.

Banyaknya kesalahpahaman tentang posisi perempuan, termasuk kasus di atas melalui pemahaman tafsir yang tidak berkeadilan gender, tentu akan terus menyebabkan dan menjadi sumber rujukan masyarakat melanggengkan budaya patriarki termasuk di dalamya tidak akan pernah menghargai perempuan. Menilai perempuan sebelah mata, termasuk sebagai sumber fitnah atau bahkan fitnah itu sendiri.

Faqihuddin Abdul Kodir melalui bukunya berjudul “Perempuan (bukan) Sumber Fitnah” berusaha menjelaskan kesalahpahaman tentang narasi perempuan sebagai sumber fitnah yang sering dijadikan dalil oleh masyarakat melalui pendekatan mubadalah dalam menginterpretasikannya.

“Buku ini merupakan implementasi praktis dari langkah-langkah interpretasi teks dengan metode mubadalah. Sehingga diharapkan para pembaca bisa memahami dan menggunakan lebih lanjut terhadap teks-teks yang lain, baik al-Qur’an, Hadist, Fikih, Undang-Undang, atau naskah lain yang hidup dan otoritatif di kalangan masyarakat tertentu.” Ungkap Kang Faqih, dalam sebuah tulisan pendahuluan.

Buku “Perempuan (bukan) Sumber Fitnah” mengaji ulang hadis dengan metode mubadalah ini menyajikan 4 bagian pembahasan. Pertama, metode mubadalah dalam interpretasi hadis. Dalam bagian ini pembaca akan diajak memahami tentang bagaimana penulis menggunakan metode mubadalah (kesalingan) dalam memaknai dan menggunakan hadis seputar relasi gender dan bagaimana cara kerja mubadalah dalam memaknai teks Hadis.

Kedua, buku ini membahas mengenai Hadis tentang jati diri perempuan yang disalahpahami. Dalam pembahasan ini, Kang Faqih dengan metode mubadalah mengupas jelas tentang dalil-dalil yang biasa digunakan oleh masyarakat tentang separuh akal dan agama perempuan, perempuan tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, perempuan penduduk neraka terbanyak, perempuan haid dilarang masuk masjid, bahkan khitan bagi perempuan.

Bagian ketiga, adalah tentang hadis basis partisipasi perempuan di ruang publik yang disalahpahami. Pada bagian ini penulis menjelaskan kesalahpahaman anggapan perempuan sebagai aurat, pesona perempuan yang dianggap fitnah, jihad perempuan yang hanya dalam rumah, hingga larangan perempuan menjadi pemimpin negara.

Sedangkan dibagian keempat, memuat hadis relasi pasangan suami–istri yang disalahpahami. Salah satunya adalah usia dini Aisyah saat dinikahi oleh Nabi, ketidakbolehan perempuan menolak lamaran laki-laki, istri pemberi layanan yang baik soal seks pada suami, Hingga hadis soal poligami yang dijadikan senjata kaum laki-laki yang ingin menikah lagi.

“Buku ini merupakan tawaran Dr. Faqihuddin Abdul Kodir melalui mubadalah atau kesalingan. Dengan mubadalah kita telah menemukan jalan yang lebih solutif dalam menghadapi teks yang dari penampakan eksplesitnya seringkali merugikan perempuan.” Komentar Lies Marcoes, M.A., pada catatan pengantar dalam buku Perempuan (bukan) Sumber Fitnah!.

Saya yakin, buku ini tentu akan membuka wawasan kita, akan membuka mata kita untuk melihat lebih luas kekuasaan Tuhan, menyadari betapa indahnya Islam memperlakukan perempuan termasuk betapa bijaknya agama dalam mengatur relasi antar manusia, baik laki-laki dan perempuan.

“Siapapun berhak untuk terbebas dari pernikahan yang menyakitkan, terutama perempuan.” Ini adalah salah satu kalimat yang dikutip dalam buku ini. Penasaran pernyataan ini menanggapi dalil hadis yang mana? Mari bersama-sama membaca buku “Perempuan (bukan) Sumber Fitnah!”.

Bagi saya yang masih terus belajar memahami, bagi kamu yang belum juga terketuk untuk memahami, mari mengaji ulang persoalan-persoalan yang selama ini pelik dan menyudutkan perempuan melalui buku “Perempuan (bukan) Sumber Fitnah”.

Memilih membaca buku ini, InsyaAllah akan ada banyak ilmu dan pemahaman baru yang objektif dan berkeadilan bisa kita petik yang kemudian akan diinterpretasikan bersama-sama, untuk menuju kehidupan yang rahmatan lil alamin.

Buku: Perempuan (bukan) Sumber Fitnah!

Penulis: Faqihuddin Abdul Kodir

Penerbit: Afkaruna.id

Tahun terbit: 2021

Tebal buku: xxviii + 240 hlm

ISBN: 978-623-93728-8-0

Tulisan ini pertama kali dimuat di sini.

afkaruna.idbuku pemikiran islambuku perempuan bukan sumber fitnahfaqihuddin abdul kodirperempuan bukan sumber fitnah
0 komentar
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
Rara Zarary

Magister Ilmu Komunikasi UNS. Saat ini aktif menjadi redaktur tebuireng.online dan Komunitas Pesantren Perempuan.

sebelumnya
Perempuan Bukan Sumber Fitnah, Pentingnya Pahami ‘Mubadalah’
sesudahnya
Upaya Membumikan Syair Rumi

You may also like

Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik

Februari 24, 2023

Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita...

Juli 17, 2022

Menjadi Feminis Muslim

April 1, 2022

Seperti Memakai Kacamata yang Salah, Membaca Perempuan dalam...

Februari 28, 2022

Perempuan, Fitnah dan Persimpangan Tafsir Agama

Januari 1, 2022

Upaya Membumikan Syair Rumi

Oktober 7, 2021

Perempuan Bukan Sumber Fitnah, Pentingnya Pahami ‘Mubadalah’

September 17, 2021

Buku Perempuan “Bukan” Sumber Fitnah Diluncurkan

September 2, 2021

Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!: Mengaji Ulang Hadis dengan...

Agustus 1, 2021

Rumi, Persia, dan Tradisi Ngaji

Juli 15, 2021

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Tulisan Terbaru

  • Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik
  • Imam Ali, Masjid, dan Fragmen Sejarah yang Belum Diketahui
  • Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita Rasa Nusantara
  • Dilema Mualaf: Urgensi Madrasah Mualaf di Indonesia
  • Menjadi Feminis Muslim

Tulisan Populer

  • 1

    Al-Fiqh Al-Akbar: Kitab Akidah Karya Imam Abu Hanifah

    April 29, 2020
  • 2

    Perjalanan Menuntut Ilmu Imam Asy-Syadzili: Diusir Guru Tiga Kali Hingga Lahirnya Thariqah Syadziliyah

    September 15, 2019
  • 3

    Faishal al-Tafriqah: Karya Imam al-Ghazali yang Mendedahkan Takfirisme

    Oktober 30, 2019
  • 4

    Imam an-Nasafi, Ulama Besar yang Tak Banyak Dikenal

    Agustus 14, 2019
  • 5

    Sayidina Ali dan Cara(nya) Membela Tuhan

    Juni 28, 2019

Kategori

  • Belajar Islam
  • Buku & Kitab
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
  • Kolom
  • Penerbitan
  • Tokoh Islam

Afkaruna.id didirikan untuk menyediakan bacaan berkualitas yang diulas secara mendalam. Kami fokus mengulas konten akhlak dan kisah Islam, karena wilayah ini merupakan titik temu berbagai pemikiran. Dan kami selalu percaya, akhlak ada di atas ilmu dan melampaui sekat-sekat golongan, mazhab, dan kelas sosial.

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Email
Footer Logo

Villa Pasirwangi Blok C33, Bandung
@2019 Copyright Afkaruna.id. All Right Reserved. Redaksi.


Back To Top
Afkaruna.id
  • Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi