• Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi
Afkaruna.id
Beragama dengan Akhlak
Kisah Islam

Nabi dan Perut Yang Lapar

oleh Nur Hayati Aida Juni 13, 2019
ditulis oleh Nur Hayati Aida Juni 13, 2019 828 views
Sumber: pinterest.com

Pada malam itu para sahabat berbaris rapi di belakang Nabi Muhammad Saw. masuk di antaranya adalah Umar bin Khattab. Tapi, ada yang tidak biasa pada salat isya berjamaah itu, terdengar suara gesekan tulang sendi yang terdengar sangat memilukan; krek, krek, krek saat rukuk dan sujud dari arah depan, arah imam, arah Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Selesai salat para sahabat saling pandang, dari tatapan matanya seolah mereka punya firasat yang sama; Nabi sedang sakit. Maka, selesai salat mereka bergerombol mengelilingi Nabi. Umar waktu itu memberanikan diri bertanya pada beliau;

Wahai Nabi, “Apakah engkau sedang sakit?”

“Tidak,”  Jawab Nabi.

Sekali lagi Umar bertanya, “Wahai Nabi apakah engkau sedang sakit?”

“Tidak,”  Tukas Nabi.

“Tapi, wahai Rasulullah,” Umar melanjutkan, “Saat salat tadi kami mendengar ada bunyi sendi yang saling bergesekan dari badanmu.”

“Tidak, aku tidak sedang sakit”, Nabi meyakinkan.

Para sahabat, termasuk Umar terus memastikan Nabi dalam keadaan sehat dengan bertanya kondisi beliau, tetapi jawaban Nabi tetaplah sama; tidak, beliau tidak sakit. Para sahabat juga penasaran, mereka terus bertanya pada Nabi, untuk memastikan apakah beliau sedang sakit atau tidak, karena telinga mereka telah menjadi saksi atas suara gemeratak tulang ketika Nabi menggerakkan badan saat salat tadi. Mereka khawatir sekali terjadi sesuatu pada Nabi, pada Rasulullah yang mereka cintai.

Terdesak oleh pertanyaan sahabat yang tak berkesudahan itu, akhirnya dalam keadaan yang sangat terpaksa Nabi mau “mengaku” dengan membuka bajunya. Perlahan Nabi membuka kain yang membalut perutnya. Dan para sahabat melihat ada batu-batu kecil dalam kain itu. Umar pun sontak bertanya:

“Wahai Nabi, untuk apakah engkau membalut perutmu dengan batu?”

“Aku lapar, dan aku tak memiliki apa pun untuk dimakan.”

Dengan suara bergetar karena sedih, Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sehina itukah engkau memandang kami? Apakah engkau mengira jika engkau berkata lapar, kami tidak akan memberikan makanan yang paling lezat, wahai Rasulullah.” Umar kembali merendahkan suaranya, “Kami semua ya Rasullah, sahabatmu ini, hidup dalam kemakmuran.”

“Tidak Umar” Nabi menjawab pertanyaan Umar yang beruntun itu, “Karena aku tahu bahwa kalian tidak hanya akan memberikan makanan lezat padaku, tapi juga harta, bahkan nyawa kalian untukku sebagai rasa cinta. Tapi Umar, bagaimanakah nantinya aku akan menghadap Tuhan dan menyembunyikan rasa malu, jika sebagai pemimpin aku hanya menjadi beban pada orang yang aku pimpin.”

Mendengar jawaban Nabi tersebut, Umar dan para sahabat terdiam, segala macam kecintaan yang diberikan pada junjungan Nabi Muhammad memang sudah selayaknya, dan itulah mengapa risalah yang ia bawa bisa sampai pada kita hingga saat ini. Akhlaknya yang mulia.

Dengan segala kekuatan yang dimiliki Nabi, sebagai seorang kepala negara, panglima tertinggi, pemegang otoritas agama, jika ingin memenuhi perutnya dengan makanan lezat, Nabi Muhammad hanya cukup berucap satu kata, apa yang diinginkan pasti akan tersedia. Namun tidak, Nabi Muhammad tidak melakukan itu. Nabi Muhammad sedang mengajarkan kita cara untuk berpuasa, imsak, menahan “nafsu” diri. Nabi yang agung itu mengajarkan cara menahan diri untuk tidak menyalahgunakan sedikit pun dari kekuasaan yang dimilikinya hanya untuk kepentingan dirinya. Nabi mengajarkan tentang bagaimana berpuasa yang indah, yaitu menahan diri untuk tidak memanfaatkan apa yang menjadi amanah hanya untuk kelangsungan hidupnya.

Salam bagimu Wahai Rasulullah. Kami telah melewati bulan Ramadhan ini untuk kesekian kalinya, namun Wahai Rasulullah, kami masih juga tertatih-tatih untuk bisa mencintai dengan sungguh-sungguh meneladani akhlakmu.

AKhlak NabiNabi LaparPerut Nabi LaparTeladan Nabi Muhammad
0 komentar
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
Nur Hayati Aida

Santri yang tak kunjung khatam membaca al-Quran

sebelumnya
Kitab-Kitab Penjelas Tafsir Jalalain
sesudahnya
Agama dan Keresahan Masa Depan Manusia

You may also like

Imam Ali, Masjid, dan Fragmen Sejarah yang Belum...

Februari 17, 2023

Dihina tapi Mendoakan Kebaikan, Dialah Panglima Khalifah Ali...

Mei 18, 2020

Kisah Perempuan Qur’ani: tidak Berbicara kecuali Ayat Al-Qur’an

Mei 14, 2020

Adab Islam Memperlakukan Pekerja

Mei 10, 2020

Kendi dan Tamu Sayyidina Ali

Mei 7, 2020

Lelaki Miskin yang Menolak Kaya di Hadapan Rasulullah...

Mei 3, 2020

Sikap Rasul kepada Badui yang Menentangnya

April 30, 2020

Dialog Al-Ma’mun dan Aristoteles yang Melahirkan Kejayaan Islam

Maret 18, 2020

Para Perempuan Pertama Pendukung Rasulullah Saw.

November 4, 2019

Makkah dan Madinah di Mata Nabi Muhammad Saw....

Oktober 22, 2019

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Tulisan Terbaru

  • Angka: Tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja
  • Berebut Wacana Childfree, Childless, dan Childcare
  • Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik
  • Imam Ali, Masjid, dan Fragmen Sejarah yang Belum Diketahui
  • Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita Rasa Nusantara

Tulisan Populer

  • 1

    Al-Fiqh Al-Akbar: Kitab Akidah Karya Imam Abu Hanifah

    April 29, 2020
  • 2

    Perjalanan Menuntut Ilmu Imam Asy-Syadzili: Diusir Guru Tiga Kali Hingga Lahirnya Thariqah Syadziliyah

    September 15, 2019
  • 3

    Faishal al-Tafriqah: Karya Imam al-Ghazali yang Mendedahkan Takfirisme

    Oktober 30, 2019
  • 4

    Imam an-Nasafi, Ulama Besar yang Tak Banyak Dikenal

    Agustus 14, 2019
  • 5

    Sayidina Ali dan Cara(nya) Membela Tuhan

    Juni 28, 2019

Kategori

  • Belajar Islam
  • Buku & Kitab
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
  • Kolom
  • Penerbitan
  • Tokoh Islam
  • Uncategorized

Afkaruna.id didirikan untuk menyediakan bacaan berkualitas yang diulas secara mendalam. Kami fokus mengulas konten akhlak dan kisah Islam, karena wilayah ini merupakan titik temu berbagai pemikiran. Dan kami selalu percaya, akhlak ada di atas ilmu dan melampaui sekat-sekat golongan, mazhab, dan kelas sosial.

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Email
Footer Logo

Villa Pasirwangi Blok C33, Bandung
@2019 Copyright Afkaruna.id. All Right Reserved. Redaksi.


Back To Top
Afkaruna.id
  • Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi