• Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi
Afkaruna.id
Beragama dengan Akhlak
Buku & KitabPenerbitan

Menapaki Jalan Cinta Bersama Rumi

oleh Ulumuddin Juli 13, 2021
ditulis oleh Ulumuddin Juli 13, 2021 374 views

Judul: Ngaji Rumi: Kitab Cinta dan Ayat-ayat Sufistik

Penulis: Afifah Ahmad

Penerbit: Afkaruna.id

Tahun Terbit: 2021

Kota Terbit: Bandung

Jumlah hlm: 224

ISBN: 9-786239-372873

Saya cukup beruntung menjemput buku ini secara langsung dari Achmad Fathurrahman, orang yang terlibat langsung dalam proses penerbitannya. Momen ini saya manfaatkan untuk bertanya alasan dia berani menerbitkan buku ini. Ia tanpa ragu menjawab, “Ini adalah buku langka tentang tasawuf yang menjelaskan puisi-puisi Rumi dengan merujuk pada sumber aslinya yakni bahasa Persia.”

Sebagaimana diketahui, Rumi menuliskan puisi-puisi dalam Matsnawinya menggunakan bahasa Persia. Sementara, karya-karya sebelumnya tentang Rumi umumnya mengacu pada sumber berbahasa Arab atau Inggris. Penguasaan Afifah Ahmad sebagai penulis terhadap bahasa Persia menjadi poin istimewa dalam buku ini. Dengan demikian, referensi yang digunakannya sangat otoritatif.

Di tangan Afifah, puisi-puisi Rumi menemukan relevansinya bagi kehidupan kontemporer. Puisi-puisi Rumi yang ditulis ratusan tahun yang lalu dibuktikan olehnya mampu memberikan jawaban dan bimbingan bagi manusia hingga saat ini. Itu artinya, puisi-puisinya mengandung petuah kebijaksanaan yang dapat diterima secara universal.

Afifah membagi bukunya ke dalam enam bagian yakni Konsep Cinta dan Manusia, Perempuan dan Kesetaraan, Etika Sosial, Toleransi, dan Perdamaian, Beribadah dengan Bahagia, Rumi dan Karya-Karyanya yang Membersamainya, dan Album Puisi Rumi.

Konsep cinta dan manusia dijadikan pembuka dalam buku Ngaji Rumi ini. Namun sebelum membedah konsep cinta, penulis dengan piawai mengupas secara singkat perjalanan hidup Rumi sampai ia menapaki jalan spiritual dan menjadi seorang pecinta.

Afifah menyebutkan, “Membincang Rumi tanpa menyebut kata cinta adalah kemustahilan. Rumi dan cinta adalah dua hal yang selalu melekat (hlm. 30).” Cinta bagi Rumi adalah anugerah dari Tuhan yang menggerakkan, membahagiakan, dan tidak mengharap balasan. Dengan konsep cinta, Rumi memberi petunjuk kepada manusia untuk menapaki jalan spiritual menuju Tuhan.

Konsep tasawuf cinta ini ternyata juga menjadi landasan Rumi untuk membincang isu-isu sosial seperti kesetaraan gender, toleransi, dan perdamaian. Isu-isu ini bahkan sampai sekarang selalu mengundang perdebatan dan menarik untuk didiskusikan.

Dengan diangkatnya isu-isu tersebut, Afifah ingin menegaskan bahwasanya tasawuf cinta Rumi dapat berperan dalam transformasi sosial. Mungkin selama ini kita berpikir bahwa tasawuf hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Padahal, tasawuf juga berbicara tentang sosial dan bahkan isu lingkungan.

Oleh Afifah, puisi-puisi Rumi terkait tema tertentu menjadi jelas maknanya. Bahasanya mudah dicerna, sehingga dapat dipahami dengan mudah bahkan oleh orang awam sekalipun. Saya bisa katakan ini adalah buku syarah atau penjelasan yang membawa kita semakin dekat dengan Rumi sekaligus dapat memberikan pengantar untuk memahami maksud puisi-puisi indahnya.

Jujur sebelum membaca buku ini, saya hanya menikmati keindahan puisi-puisi Rumi tanpa memahami maksud sebenarnya. Afifah memberikan saya loncatan untuk menyelami samudera makna puisi-puisinya.

Ini adalah buku yang sayang untuk dilewatkan baik bagi yang hendak berkenalan dengan Rumi ataupun pecinta Rumi yang sudah lama. Afifah berhasil menguliti pandangan- pandangan Rumi terkait tema-tema spesifik, kemudian dihubungkan dengan konteks kekinian.

Gaya Afifah membedah bait perbait puisi Rumi mengingatkan saya terhadap tradisi bandongan di pesantren. Maka sangat tepat jika judul buku ini adalah Ngaji Rumi. Hanya saja ini versi tulisan bukan lisan. Metode tradisional yang dipadukan dengan kekuatan referensi dan daya analisisnya menyajikan Ngaji Rumi ini ringan dipahami, tapi berbobot secara makna.

Urgensi buku ini sangat penting dalam kehidupan kontemporer. Ia menawarkan tasawuf yang berlandaskan cinta sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan saat ini yang perlahan kehilangan dimensi kedalaman (spiritual). Sekaligus menjadi kompas untuk bertransformasi, meminjam kalimat Nevzat Tarhan, dari zaman informasi ke zaman kebijaksanaan.

Yang pasti, kita diajak kembali menjelajahi samudra cinta Rumi dan tanpa disadari kita telah tenggelam dalam kebahagiaan hakiki.

Tulisan ini pernah dimuat di sini.

Jalan CintaNgaji RUmi
0 komentar
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
Ulumuddin

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

sebelumnya
Mengulas Perjalanan Kopdar Ngaji Ihya
sesudahnya
Memandang Perempuan sebagai Manusia Seutuhnya

You may also like

Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik

Februari 24, 2023

Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita...

Juli 17, 2022

Menjadi Feminis Muslim

April 1, 2022

Seperti Memakai Kacamata yang Salah, Membaca Perempuan dalam...

Februari 28, 2022

Perempuan, Fitnah dan Persimpangan Tafsir Agama

Januari 1, 2022

Upaya Membumikan Syair Rumi

Oktober 7, 2021

Mengkaji Ulang Anggapan “Perempuan Sumber Fitnah”

Oktober 1, 2021

Perempuan Bukan Sumber Fitnah, Pentingnya Pahami ‘Mubadalah’

September 17, 2021

Buku Perempuan “Bukan” Sumber Fitnah Diluncurkan

September 2, 2021

Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!: Mengaji Ulang Hadis dengan...

Agustus 1, 2021

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Tulisan Terbaru

  • Angka: Tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja
  • Berebut Wacana Childfree, Childless, dan Childcare
  • Islam Mendukung Perempuan Berkarier di Ruang Publik
  • Imam Ali, Masjid, dan Fragmen Sejarah yang Belum Diketahui
  • Marāh Labīd: Kitab Tafsir dari Arab dengan Cita Rasa Nusantara

Tulisan Populer

  • 1

    Al-Fiqh Al-Akbar: Kitab Akidah Karya Imam Abu Hanifah

    April 29, 2020
  • 2

    Perjalanan Menuntut Ilmu Imam Asy-Syadzili: Diusir Guru Tiga Kali Hingga Lahirnya Thariqah Syadziliyah

    September 15, 2019
  • 3

    Faishal al-Tafriqah: Karya Imam al-Ghazali yang Mendedahkan Takfirisme

    Oktober 30, 2019
  • 4

    Imam an-Nasafi, Ulama Besar yang Tak Banyak Dikenal

    Agustus 14, 2019
  • 5

    Sayidina Ali dan Cara(nya) Membela Tuhan

    Juni 28, 2019

Kategori

  • Belajar Islam
  • Buku & Kitab
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
  • Kolom
  • Penerbitan
  • Tokoh Islam
  • Uncategorized

Afkaruna.id didirikan untuk menyediakan bacaan berkualitas yang diulas secara mendalam. Kami fokus mengulas konten akhlak dan kisah Islam, karena wilayah ini merupakan titik temu berbagai pemikiran. Dan kami selalu percaya, akhlak ada di atas ilmu dan melampaui sekat-sekat golongan, mazhab, dan kelas sosial.

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Email
Footer Logo

Villa Pasirwangi Blok C33, Bandung
@2019 Copyright Afkaruna.id. All Right Reserved. Redaksi.


Back To Top
Afkaruna.id
  • Beranda
  • Belajar Islam
  • Hukum Islam
  • Kisah Islam
    • Hikmatus Salaf
  • Tokoh Islam
    • Tadarus Pemikiran Iqbal
  • Kolom
  • Buku & Kitab
    • Kimiya-yi Saadat
  • Penerbitan
  • Privat
    • Al-Qur’an
    • Bahasa Arab
    • Video Kajian
  • Tentang
    • Kirim Tulisan
    • Kontak
    • Portofolio
    • Redaksi